TEORI ETIKA DAN APLIKASINYA DALAM AKTIVITAS BISNIS
“TEORI KEUTAMAAN”
By: A.J. Da Cunha
Definisi Etika
Etika secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti custom atau kebiasaan yang berkaitan dengan tindakan atau tingkah laku manusia, juga dapat berarti karakter manusia. Etika,
pendek kata, mengantar orang bagaimana menjadi baik (Riyanto, Armada.
2007. Course of Fundamental Ethics for Business). Dengan adanya etika,
berarti dalam segala aspek kehidupan, baik dalam aspek sosial, politik,
budaya maupun ekonomi, manusia harus selalu mempertimbangkan aspek baik
atau buruk ketika mereka berada dalam suatu tatanan kehidupan
bermasyarakat. Demikian pula dalam kehidupan bisnis.
Etika
bisnis merupakan salah satu aspek yang harus bisa dimengerti oleh para
pebisnis ketika mereka menjalankan aktivitas bisnis mereka. Etika bisnis
dapat didefinisikan sebagai pemikiran atau refleksi tentang moralitas
dalam ekonomi bisnis (Bertens, K. 2000. Pengantar Etika Bisnis).
Moralitas dalam ekonomi bisnis berarti bahwa dalam melakukan
kegiatan-kegiatan bisnis para pelaku bisnis harus bisa bersikap jujur
dan bertanggungjawab terhadap produk-produk yang dipasarkan di pasaran
dan bukan hanya sekedar mencari keuntungan. Bahwa konsumen diperlakukan
dengan baik secara moral, tidak saja merupakan tuntutan etis, melainkan
juga syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan dalam bisnis.
Bisnis
modern merupakan realitas yang amat kompleks, di mana banyak faktor
turut mempengaruhi dan menentukan kegiatan bisnis itu sendiri. Berbicara
mengenai bisnis modern juga tidak dapat dihindarkan dari apa yang
disebut dengan etika. Professor K.Bertens dalam bukunya mengatakan bahwa
etika dapat dibedakan kedalam dua hal utama, yaitu etika sebagai sesuatu yang praksis
dan etika sebagai suatu refleksi. Etika sebagai sesuatu yang praksis
berarti bahwa nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau
justru tidak dipraktekkan, walaupun seharusnya dipraktekkan. Definisi
ini dapat diartikan bahwa apabila mereka (pebisnis) melakukan suatu
tindakan atau aktivitas bisnis, meskipun hal itu bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku dalam hidup bermasyarakat, namun sejauh
aktivitas itu menguntungkan usaha bisnis mereka, maka tindakan-tindakan
yang merugikan tersebut akan tetap dilakukan. Sedangkan etika sebagai refleksi
merupakan suatu pemikiran moral, di mana dalam hal ini para pebisnis
mengenai aktivitas bisnis apa yang seharusnya atau tidak boleh
dilakukan. Dan sebagai suatu pemikiran moral, maka setiap pebisnis harus
menyadari ruang lingkup keterbatasan mereka, serta memahami bahwa apa
yang mereka lakukan dapat memberikan pengaruh yang baik atau tidak
terhadap kehidupan yang berada di sekitar lingkungan mereka.
Etika bisnis mencakup banyak hal, diantaranya: pertama Utilitarisme, di mana dapat
diartikan sebagai suatu teori itu baik jika membawa manfaat, tetapi
manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan
masyarakat sebagai keseluruhan. Kedua, Deontologi, di mana dapat diartikan sebagai melepaskan sama sekali moralitas dari konsekuensi perbuatan. Ketiga, Teori hak
merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan untuk mengevaluasi
baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Dan yang terakhir adalah
teori keutamaan
yang memandang sikap atau akhlak seseorang, di mana tidak dinyatakan
apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati,
melainkan apakah orang itu bersikap adil, jujur, murah hati, dan
sebagainya. Penulisan makalah ini akan lebih difokuskan pada teori
keutamaan.
Teori Keutamaan
Teori keutamaan (virtue)
yaitu suatu teori yang lebih mengutamakan atau memandang pada sikap
atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu
adil, atau jujur, atau murah hati, melainkan apakah orang itu bersikap
adil, jujur, murah hati, dan sebagainya. Artinya bahwa Etika keutamaan
tidak mempersoalkan akibat suatu tindakan dan tidak mengacu pada
norma-norma dan nilai-nilai universal untuk menilai moral seseorang.
Etika keutamaan lebih mengfokuskan pada pengembangan watak moral pada
diri setiap orang. Professor K.Bertens (2000) mendefinisikan keutamaan
sebagai suatu disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan
memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Definisi
tersebut dapat diuraikan sebagai suatu pandangan seseorang terhadap
suatu tindakan atau perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma yang
berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Definisi lain mengenai teori
keutamaan adalah bahwa orang bermoral atau pribadi bermoral ditentukan
oleh kenyataan seluruh hidupnya, yaitu bagaimana dia hidup baik sebagai
manusia, jadi bukan tindakan satu persatu yang menentukan kualitas
moralnya, di mana dalam setiap situasi yang dihadapi, dia mempunyai
posisi, kecenderungan, bersikap, dan berperilaku terpuji sepanjang
hidupnya (Rooswiyanto, Tony. Maret 2006. Etika Dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan. http://www.bppk.depkeu.co.id.
Diakses 12 September 2007). Definisi lain mengatakan bahwa keutamaan
adalah merupakan aktivitas jiwa (Riyanto, Armada.2007. Course on
Fundamental Ethics for Business). Karena itu pembagian keutamaan
bersesuaian dengan bagian-bagian dari jiwa, yaitu keutamaan pikiran dan
keutamaan karakter. Kedua keutamaan tersebut mewajibkan setiap pebisnis
untuk terus menggunakan pikiran mereka sebagai suatu kekuatan untuk bisa
secara terus-menerus mengerakkan bisnis mereka ke arah yang lebih baik
dan kekuatan berpikir tersebut akan menjadi karakter yang kuat dari
setiap pebisnis dalam langkah menuju kesuksesan.
Pencarian
mendasar tentang nilai-nilai yang lebih mendalam atas sikap dan
perlakuan yang berbeda-beda itu akan membawa kita memasuki teori etika. Dasar
tentang nilai-nilai tersebut adalah pencarian asas-asas hakiki atau
fundamental manusia atas dirinya. Hidup yang baik adalah virtous life,
hidup keutamaan, di mana keutamaan tidak boleh dibatasi pada taraf
pribadi saja, tetapi harus selalu ditempatkan dalam konteks komuniter.
Ada
beberapa hal dalam keutamaan, seperti kebijaksanaan yaitu suatu
keutamaan yang membuat seseorang mengambil keputusan secara tepat dalam
setiap situasi. Keadilan merupakan keutamaan lain yang membuat seseorang
selalu memberikan kepada sesama apa yang menjadi haknya. Kerendahan
hati adalah keutamaan yang membuat seseorang tidak menonjolkan diri,
sekalipun situasi mengijinkannya. Suka berkerja keras adalah keutamaan yang membuat seseorang mengatasi kecenderungan spontan untuk bermalas-malasan.
Di antara ke empat keutamaan itu yang harus dimiliki oleh pebisnis perorangan bisa disebut seperti kejujuran, fairness, keadilan, dan keuletan. Kejujuran secara umum diakui sebagai keutamaan pertama dan paling penting yang harus dimiliki pelaku bisnis. Fairness adalah
kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang dan dengan
“wajar” dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang
terlibat dalam suatu transaksi. Kepercayaan (trust) adalah keutamaan yang penting dalam konteks bisnis. Keuletan dapat diartikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh pebisnis hdalam menghadapi segala situasi yang sulit.
Kelompok
keutamaan lain menandai orang bisnis pada taraf perusahaan dengan kata
lain, keutamaan-keutamaan ini dimiliki manajer dan karyawan sejauh
mereka mewakili perusahaan. Keutamaan-keutamaan yang berhubungan dengan
manajer dan karyawan adalah keramahan, loyalitas, kehormatan, dan rasa malu. Keramahan bukan merupakan taktik saja untuk memikat para pelanggan, tapi menyangkut inti kehidupan bisnis itu sendiri. Loyalitas
berarti bahwa karyawan tidak bekerja semata-mata hanya untuk mendapat
gaji, tetapi juga mempunyai komitmen yang tulus dengan perusahaan. Kehormatan adalah keutamaan yang membuat karyawan menjadi peka terhadap suka dan duka serta sukses dan kegagalan perusahaan. Sedangkan rasa malu membuat karyawan solider dengan kesalahan perusahaan.
No comments:
Post a Comment